KECEPATANKEPADATAN ARUS LALU LINTAS
NAMA : FEBRIAN SETIAWAN
NPM : 17 630 054
KECEPATANKEPADATAN ARUS LALU LINTAS
Jalan raya merupakan
sarana atau tempat untuk dilalui kendaraan baik itu kendaraan bermotor ataupun
sejenisnya yang melalui suatu jalan tersebut sehingga jalan raya merupakan
sarana yang sangat penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Dari
segi manapun jalan raya merupakan penggerak suatu ekonomi dan kemajuan dari
suatu Negara. Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling
berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan
dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan
jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.
Seringkalinya kita
melihat permasalahan lalulintas yang ada disekitar kita mungkin jalan banyak
yang berlubang, arus kendaraan yang terlalu banyak sehingga terjadi macet atau
tidak adanya alat lalulintas yang memadai. Permasalahan yang sering terjadi di
sekitar kita mungkin salah satunya ada yang tadi disebut. Sehingga kita merasa
kurang nyaman memakai atau melalui jalan tersebut.
Untuk mengatasi kemacetan
dan kesembrautan lalu-lintas tersebut diperlukan suatu sistem penentuan fase
dan pengaturan lalu-lintas yang baik dan sangat berpengaruh pada kelancaran,
kenyamanan, dan keselamatan bagi kendaraan yang melewati jalan tersebut. Sistem
penentuan fase dan pengaturan lalu-lintas biasanya lebih ditekankan pada
lokasi-lokasi dimana terjadi pertemuan-pertemuan jalan atau persimpangan jalan.
Karena pada pertemuan dua jalan atau lebih ini mengakibatkan adanya titik
konflik yang akhirnya terjadi kemacetan lalu-lintas.
Parameter Arus Lalu Lintas
Parameter lalu lintas
adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menjadi tolak ukur dari kegiatan lalu
lintas dalam sistem transportasi.
Parameter arus lalu
lintas dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:
1. Parameter
makroskopis, yang mencirikan arus
lalu lintas sebagai suatu kesatuan ( system ), sehingga diperoleh gambaran
operasional system secara keseluruhan.
Contoh : tingkat arus ( flow rates ), kecepatan rata-rata ( averange speeds ), tingkat kepadatan ( desity rates ).
Contoh : tingkat arus ( flow rates ), kecepatan rata-rata ( averange speeds ), tingkat kepadatan ( desity rates ).
2. Parameter
mikroskopis, yang mencirikan
perilaku setiap kendaraan dalam arus lalu lintas yang saling
mempengaruhi.
Contoh : waktu antara ( team headway ), kecepatan masing-masing
( individual speed ), jarak antara ( space headway ).
Secara makroskopis, arus
lalu lintas dibagi menjadi empat
macam :
1. Arus
2. Volume
3. Kecepatan
4. Kerapatan
Arus
Arus adalah jumlah
kendaraan yang melintas suatu titik pada suatu ruas jalan dalam waktu tertentu
dengan membedakan arah dan lajur. Satuan arus adalah kendaraan/waktu atau
smp/waktu
Arus lalu lintas
terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kenderaan yang melakukan
interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas jalan dan
lingkungannya. Karena kemampuan idividu pengemudi mempunyai sifat yang berbeda
maka perilaku kenderaan arus lalu lintas tidak dapat diseragamkan lebih lanjut,
arus lalu lintas akan mengalami perbedaan karakteristik akibat dari perilaku
pengemudi atau kebiasaan pengemudi. Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan
karakteristiknya akan bervariasi baik berdasar lokasi maupun waktunya, oleh
karena itu perilaku pengemudi akan berpengaruh terhadap perilaku arus lalu
lintas. dalam menggambarkan arus lalu lintas secara kuantitatif dalam rangka
untuk mengerti tentang keragaman karakteristiknya dan rentang kondisi
perilakunya, maka perlu suatu parameter. Parameter tersebut harus dapat
didefenisikan dan diukur oleh insinyur lalu lintas dalam menganalisis,
mengevaluasi, dan melakukan perbaikan fasilitas lalu lintas berdasarkan
parameter dan pengetahuan pelakunya.
Arus
menpunyai satuan kendaran dibagi waktu atau smp dibagi oleh waktu. Terkadang
kita sulit membedakan antara arus dan volume, berikut adalah perbedaannya:
Arus
(flow) :
· Membedakan
lajur
· Diukur
pada waktu yang pendek
· Membedakan
arah
Volume
:
· Tidak
membedakan lajur
· Diukur
pada waktu yang panjang (lama)
· Tidak
membedakan arah
2.1.1.1.Elemen Arus Lalu Lintas
ü Karatkeristik
pemakai jalan
o Penglihatan
o Waktu
persepsi dan reaksi
o Karakteristik
lainnya
ü Kendaraan
o Kendaraan
rencana
o Kinerja
percepatan kendaraan
o Kemampuan
mengerem kendaraan
o Persamaan
jarak mengerem dan reaksi
ü Jalan
o Klasifikasi
jalan menurut fungsi
o Ciri
geometrik jalan
2.1.1.2.Karakteristik
Arus Lalu Lintas
ü Variasi arus
dalam waktu
o Variasi
arus lalu lintas bulanan
o Variasi
arus lalu lintas harian
o Variasi
arus lalu lintas jam-jaman
o Variasi
arus lalu lintas kurang dari satu jam
o Volume
jam perancangan
o Volume
perancangan menurut arah
ü Variasi arus
dalam ruang
ü Variasi arus
terhadap jenis kendaraan
2.1.1.3.Arus Berdasarkan
Jenis Fasilitas Jalan
Arus berdasarkan jenis
fasilitas jalan dibedakan menjadi 2, yaitu:
ü Arus tak
terganggu ( Uninterupted
Flow )
Arus lalu lintas dihasilkan oleh interaksi
antar kendaraan dengan karakteristik system geometric jalan raya, pola arus
lalu lintas hanya dikontrol oleh karakteristik tata guna lahan yang
membangkitkan perjalanan. Tidak ada factor eksternal yang secara periodic
menghentikan sementara arus lalau lintas tersebut.
v Jalan
bebas hambatan (jalan tol)
v LRT
di link
ü Arus
terganggu ( Interupted
Flow )
Arus lalu lintas tidak hanya dihasilkan oleh
interaksi antar kendaraan tetapi juga factor eksternal yang secara periodic
menghentikan sementara arus lalau lintas. Contohnya kendaraan diberhentikan
secara periodic disimpang yang diatur oleh lampu lalulitas.
v Persimpangan
bersinyal
v Persimpangan
tak bersinyal
v Bundaran
v LRT di
stasiun
Volume
Volume adalah jumlah
kendaraan yang melewati suatu titik atau pada suatu ruas jalan
dalam waktu yang lama (minimal 24 jam) tanpa membedakan
arah dan lajur.segmen jalan selama selang waktu tertentu yang dapat
diekspresikan dalam tahunan, harian (LHR), jam-an atau sub jam.
Volume lalu-lintas yang diekspresikan dibawah satu jam (sub jam) seperti, 15
menitan dikenal dengan istilah rate of flow atau nilai arus.
Untuk mendapatkan nilai arus suatu segmen jalan yang terdiri dari banyak tipe
kendaraan maka semua tipe-tipe kendaraan tersebut harus dikonversi ke dalam
satuan mobil penumpang (smp). Konversi kendaraan ke dalam satuan smp diperlukan
angka faktor ekivalen untuk berbagai jenis kendaraan. Faktor ekivalen mobil
penumpang
Tipe jalan tak terbagi
|
Arus lalu lintas
|
Emp
|
|||
total dua arah
|
HV
|
MC
|
|||
(kendaraan/jam)
|
Lebar jalur lalu-lintas
|
||||
< 6m
|
> 6m
|
||||
Dua lajur tak-terbagi
|
0
|
1.3
|
0.5
|
0.4
|
|
(2/2 UD)
|
≥ 1800
|
1.2
|
0.35
|
0.25
|
|
Empat lajur tak-terbagi
|
0
|
1.3
|
0.4
|
||
(4/2 UD)
|
≥ 3700
|
1.2
|
0.25
|
||
(emp) ditabulasi pada
Tabel 1.
Namun demikian pengamatan
lalu lintas ini diharapkan selama 24 jam perhari yang biasanya untuk mengetahui
terjadinya volume jam puncak (VJP) sepanjang jam kerja baik itu pagi, siang
maupun sore. Biasanya volume jam puncak diukur untuk masing – masing arah secara
terpisah. VJP digunakan sebagai dasar untuk perancangan jalan raya dan berbagai
macam analisis operasional. Jalan raya harus dirancang sedemikian rua sehingga
mampu melayani pada saat lalu lintas konsisi VJP. Untuk analisis operasional,
apakah itu terkait dengan pengendalian, keselamatan, kapasitas, maka jalan raya
harus mampu mengakomodasi kondisi ketika VJP. Di dalam perancangan VJP kadang –
kadang diestimasi dari proyeksi LHR sebagaimana ditunjukkan pada rumus :
VJRD = LHR x K x D
Dengan,
VJRD = Volume
rancangan berdasarkan arah (smp/hari)
LHR =
lalu lintas harian rata – rata (smp/hari)
K =
proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama jam puncak
D =
proporsi lalu lintas jam puncak dalam suatu arah tertentu
Menurut McShane dan Roess
(1990), dalam kegunaan untuk perancangan nilai K sering dinyatakan dalam bentuk
proporsi LHR pada jam puncak tertinggi yang ke 30 selama satu tahun. Volume jam
puncak tertinggi yang ke 30 sering digunakan untuk perancangan dan analisis
pada jalan raya luar kota, namun demikian untuk jalan perkotaan digunakan
volume jam puncak tertinggi yang ke 50. Faktor D lebih bervariasi di mana
pembangkit lalu lintas utama pada suatu kawasan untuk kawasan perkotaan
misalnya nilai D berkisar antara 0,5 sampai 0,6.
Koefisien pengali dari 15
menit ke 1 jam : PHF
Koefisien pengali dari 1
jam ke 1
hari :
faktor k
Perbedaan arus dan volume
dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:
Lajur
|
Waktu
|
Arah
|
|
Arus
|
Membedakan
|
Singkat
|
Membedakan
|
Volume
|
Tidak Membedakan
|
Lama
|
Tidak Membedakan
|
Tabel
1.1
v Macam-macam
Volume Lalu Lintas
· .Volume
harian (Daily volumes)
· Volume
perjam (DDHV)
· .
Volume per sub jam
1. Volume
harian
Di dalam pengukuran
volume harian dibedakan menjadi:
Ø Average
Annual Daily Traffic (AADT)
Ø Average
Annual Weekday Traffic (AAWT)
Ø Average
Daily Traffic (ADT)
Ø Average
Weekday Traffic (AWT)
2. Volume
perjam
Dapat dirumuskan sebagai
berikut :
DDHV = AADT x K x D
Dimana:
AADT :
Average Annual Daily Traffic
K : proporsi dari lalu lintas harian yang
terjadi selama jam puncak
D :
proporsi dari lalu lintas tiap jurusan pada jam puncak.
3. Volume
per sub jam
Kecepatan
Kecepatan laju
dari suatu pergerakan kendaraan dihitung dalam jarak persatuan waktu.
dirumuskan, V
=
dimana,
V :
kecepatan (km/jam)
d :
jarak (km)
t :
waktu (jam)
Dalam suatu aliran lalu lintas
yang bergerak setiap kendaraan mempunyai kecepatan yang berbeda sehingga aliran
lalu lintas tidak mempunyai sifat kecepatan yag tunggal akan tetapi dalam
bentuk distribusi kecepatan kendaraan individual. Dari distribusi kecepatan
kendaraan secara diskrit, suatu nilai rata – rata atau tipikal digunakan untuk
mengidentifikasikan aliran lalu lintas secara menyeluruh.
Ada dua jenis analisis
kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu-lintas yaitu :
a. Time
mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh kendaraan
yang melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu tertentu.
b. Space
mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan yang menempati
suatu segmen atau bagian jalan pada interval waktu tertentu.
Terdapat 3 jenis
klasifikasi utama kecepatan yang digunakan yaitu :
a. Kecepatan
setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur
dari suatu tempat yang ditentukan.
b. Kecepatan
bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu
jalur pada saat kendaraan bergerak (tidak termasuk waktu berhenti ) yang
didapatkan dengan membagi panjang jalur yang ditempuh dengan waktu kendaraan
bergerak menempuh jalur tersebut.
c. Kecepatan
perjalanan (Jeourney Speed), yaitu kecepatan efektif kendaraan yang sedang
dalam perjalanan antara dua tempat, yang merupakan jarak antara dua tempat
dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara
dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini mencakup setiap waktu berhenti yang
ditimbulkan oleh hambatan lalu lintas.
Perbedaan
analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa TMS adalah pengukuran
titik, sementara SMS pengukuran berkenaan dengan panjang jalan atau lajur.
Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah
kendaraan yang menempati suatu panjang jalan atau lajur dalam kendaraan per km
atau kendaraan per km per lajur. Nilai kerapatan dihitung berdasarkan nilai
kecepatan dan arus, karena sulit diukur dilapangan.
dirumuskan, D
=
dimana,
q :
arus (smp/jam)
Vsms :
space mean speed (km/jam)
Ketiga unsur
karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran lalu lintas
yang akan mendapatkan pola hubungan :
1. Kecepatan
dengan Kerapatan
2. Arus
dengan Kecepatan
3. Arus
dengan Kerapatan
Kepadatan lalu lintas
adalah mungkin yang terpenting diantara ketiga parameter aliran lalu lintas
tersebut, karena terkait dengan permintaan lalu lintas yang dibangkitkan dari
berbagai tata guna lahan, bangkitan sejumlah kendaraan yang terdapat pada suatu
segmen tertentu dari jalan raya. Kepadatan juga merupakan ukuran yang penting
untuk mengetahui kualitas arus lalu lintas, dimana hal tersebut
mengukurprkiraan kendaraan, factor – factor yang mempengaruhi kebebasan
maneuver dan kenyamanan psikologis dari pengendara.
Adapun hubungan antara
tiga variable yang sudah dibahas seperti pada gambar dibawah ini.
Dari
kurva terlihat bahwa hubungan mendasar antara volume dan kecepatannya adalah:
dengan bertambahnya volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata ruangannya
tercapai. Setelah tercapai volume
maksimum maka kecepatan rata-rata ruang dan volume akan berkurang. Jadi kurva
ini menggambarkan dua kondisi yang berbeda dimana lengan atas untuk kondisi
stabil sedangkan lengan bawah menunjukan kondisi arus padat.
Hubungan
antara volume dan kerapatan memperlihatkan bahwa kerapatan akan bertambah
apabila volumenya juga bertambah. Volume maksumum terjadi pada saat kerapatan
mencapai titik Dm (kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah mencapai
titik ini volume akan menurun walaupun kerapatan bertambah sampai terjadi
kemacetan di titi Dj.
·
Kapasitas dan Tingkat Pelayanan
Kapasitas
Jalan
Pengertian Kapasitas
Jalan :
v Menurut Highway
Capacity Manual (HCM) 1965
“Capacity is the maximum number of vehicles
that can pass in a given period time.”
v Menurut
Clark H. Oglesby (1990)
Kapasitas
suatu ruas jalan adalah jumlah
kendaraan maksimum yang memiliki kemungkinan yang cukup untuk
melewati ruas jalan tersebut (dalam satu atau pun kedua arah) dalam periode
waktu tertentu.
1. Menurut
MKJI (1997)
Kapasitas adalah jumlah
maksimum kendaraan atau orang yang dapat melintasi suatu titik pada lajur jalan
pada periode waktu tertentu dalam kondisi jalan tertentu atau
merupakan arus maksimum yang dapat dilewatkan pada suatu ruas jalan.
Macam-macam Kapasitas
Jalan
a) Kapasitas
Dasar (Basic capacity)
Kapasitas dasar adalah
jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintas suatu penampang jalan
tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalulintas yang ideal.
Digunakan sebagai dasar
perhitungan untuk kapasitas rencana. Kapasitas dasar merupakan
kapasitas terbesar dibangun pada kondisi arus yang ideal.
Arus dikatakan pada kondisi yang ideal jika
kondisi jalan:
1. Uninterupted
flow
2. Kendaraan
yang lewat sejenis (kendaraan penumpang)
3. Lebar
lajur minimum :3,50 m
4. Kebebasan
samping : 1.80 m
5. Mempunyai
desain alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal yang bagus (datar, v=120
km/jam)
6. Untuk
lalu lintas 2 arah 2 lajur dimungkinkan gerakan menyiap dengan jarak pandang
500 m.
b) Kapasitas
Rencana (Design Capacity)
Kapasitas rencana adalah
jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintas suatu penampang jalan
tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang sedang berlaku
tanpa mengakibatkan kemacetan, kelambatan dan bahaya yang masih dalam
batas-batas yang diinginkan.
c) Kapasitas
yang Mungkin (Possible Capacity)
Kapasitas yang mungkin
adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu
penampang jalan tertentu selama 1 jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang
sedang berlaku (pada saat itu).
Kapasitas
yang mungkin nilainya lebih kecil daripada kapasitas rencana.
Perhitungan
Kapasitas Ruas Jalan
Kapasitas ruas jalan
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Ada
atau tidaknya pembatas jalan (median)
© Jika
terdapat median maka kapasitas dihitung terpisah untuk setiap arah.
© Jika tanpa
pembatas jalan maka kapasitas dihitung untuk kedua arah.
b. Lokasi
ruas jalan
© Urban
(perkotaan) memperhitungkan FCcs yaitu faktor koreksi akibat ukuran
kota (jumlah penduduk).
© Interurban
(rural) tidak memperhitungkan FCcs.
Persamaan umum untuk
menghitung kapasitas jalan menurut Metode IHCM’97 adalah sebagai berikut
:
-. Kapasitas
jalan untuk daerah perkotaan adalah
C = Co x FCw x FCsp x
FCsf x FCcs (smp/jam)
Dimana,
C :
kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co :
kapasitas dasar (smp/jam)
FCCw : faktor
koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCsp :
faktor koreksi kapsitas akibat pembagian arah (tidak berlaku bagi jalan satu arah)
FCsf :
faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping.
FCcs :
faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
-. Kapasitas ruas
jalan untuk daerah interurban (rural) dirumuskan :
C = Co x FCw x FCsp x
FCsf (smp/jam)
Kapasitas sistem jaringan
jalan perkotaan tidak saja dipengaruhi oleh kapasitas ruas jalannya teteapi
juga oleh kapasitas setiap persimpanganya (baik yang diatur oleh lampu lalu
lintas maupun tidak ). Bagaimanapun baiknya kinerja ruas jalan dari suatu sistem
jaringan jalan, jika kinerja persimpangannya sangat rendah maka kinerja seluruh
sistem jaringan jalan tersebut akan menjadi
rendah pula (Ofzar Z. Tamin, 2000).
Kapasitas lengan
persimpangan lalu lintas dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1. Nilai
arus jenuh.
2. Waktu
hijau efektif
3. Waktu
siklus.
Faktor
yang Mempengaruhi Kapasitas Ruas Jalan
-. Kondisi lalu lnitas
-. Kondisi jalan
-. Kondisi fasilitas
jalan.
Tingkat
Pelayanan
Tingkat pelayanan atau
“Level of Seervice” adalah tingkat pelayanan dari suatu jalan yang
menggambarkan kualitas suatu jalan dan merupakan batas kondisi pengoperasian.
Tingkat pelayanan suatu
jalan merupakan ukuran kualitatif yang digunakan United States Highway Capacity
Manual (USHCM 1985) yang menggambarkan kondisi operasional lalu lintas dan
penilaian oleh pemakai jalan.
Ø Ukuran Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan suatu
jalan menunjukan kualitas jalan diukur dari beberapa faktor, yaitu:
1. Kecepatan
dan waktu tempuh
2. Kerapatan
(density)
3. Tundaan
(delay)
4. Arus
lalu lintas dan arus jenuh (saturation flow)
5. Derajat
kejenuhan (degree of saturation)
Ø Klasifikasi
Tingkat Pelayanan
1. Tingkat
pelayanan tergantung arus.
© Tingkat
pelayanan A (arus bebas)
© Tingkat
pelayanan B (arus stabil, untuk merancang jalan antar kota)
© Tingkat
pelayanan C (arus stabil, untuk merancang jalan perkotaan)
© Tingkat
pelayanan D (arus mulai tidak stabil)
© Tingkat
pelayanan E (Arus tidak stabil)
© Tingkat
pelayanan F (arus terpaksa)
V/C RASIO
|
Tingkat Pelayanan
|
Keterangan
|
Jalan
|
||
< 0.60
|
A
|
Arus lancar, volume rendah, kecepatan
|
Tinggi
|
||
0.60 - 0.70
|
B
|
Arus stabil, kecepatan terbatas, volume
|
sesuai untuk jalan luar kota
|
||
0.70 - 0.80
|
C
|
Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh
|
lalu lintas, volume sesuai untuk jalan kota
|
||
0.80 - 0.90
|
D
|
mendekati arus tidak stabil, kecepatan
|
Rendah
|
||
0.90 - 1.00
|
E
|
Arus tidak stabil, kecepatan rendah,
|
volume padat atau mendekati kapasitas
|
||
> 1.00
|
F
|
Arus yang terhambat, kecepatan rendah,
|
volume diatas kapasitas, banyak berhenti
|
2. Tingkat
pelayanan tergantung fasilitas.
2.2.4. Derajat
Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah
perbandingan antara arus total sesungguhnya (Qtot) dengan kapasitas
sesungguhnya (C). Nilai derajat kejenuhan suatu ruas jalan bervariasi dari 0-1.
Derajat kejenuhan
merupakan pencerminan kenyamanan pengemudi dalam mengemudikan kendaraannya.
Secara kualitatif dapat dikatakan bahwa kenyamanan pengemudi meningkat dengan
menurunya rasio volume (V) lalu lintas terhadap kapasitas (C) pada
jalur yang dilalui.
Ada 3 kondisi v/c yaitu,
1. V/C
< 1, maka volume lalu lintas masih di bawah kapasitasnya.
2. V/C
= 1, maka vloume lalu lintas sama dengan kapasitasnya.
3. V/C
> 1, maka volume lalu lintas telah melebihi kapasitasnya.
Metode
Analisis Simpang Bersinyal
Simpang adalah suatu area
kritis pada suatu jalan raya yang merupakan titik konflik dan tempat kemacetan
karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih (Pignataro, 1973). Karena merupakan
tempat terjadinya konflik dan kemacetan maka hampir semua simpang terutama di
perkotaan membutuhkan pengaturan. Untuk menganalisis simpang bersinyal ada
beberapa cara yaitu salah satunya metode akcelik dan SIDRA
Metode
akcelik
Metode hasil pengembangan
lebih lanjut dari Rahmi Akcelik, sebenarnya didasarkan pada kerangka dasar
desain terdahulu (Miller 1968b; Webster and Cobbe 1966). Akcelik mengubah
teknik tradisional yang didasarkan atas metode phase-related kepada
pendekatan movement-related. Salah satu aspek penting di sini,
adalah penggunaan konsep movement lost time, sebagai
pengganti phase lost time. Juga penerapan waktu hilang
persimpangan (intersection lost time), yang didefinisikan sebagai jumlah
waktu hilang pergerakan kritis, mengganti konsep jumlah waktu hilang seluruh
fase. Pendekatan baru ini membuat pengertian lebih jelas atas hubungan
pergerakan dan karakteristik fase sinyal serta memungkinkan penanganan terhadap
sistem sinyal yang kompleks dengan multi-fase.
Menurut Akcelik, setiap
antrian yang terpisah (separate queue) yang sedang menuju persimpangan,
lalu diklasifikasi berdasarkan arah, penggunaan lajur dan penyediaan hak
berjalan melintasi persimpangan, dikategorikan sebagai suatu pergerakan (movement).
Dan pengalokasian hak berjalan bagi pergerakan individual ditentukan
berdasarkan pengaturan fase sinyal. Pergerakan dari masing-masing pendekat
didasarkan atas hak berjalan tersendiri (pengaturan fase) dan alokasi lajur
dengan karakteristik penggunaannya. Ini berarti bahwa setiap pergerakan
memiliki karakteristik pengaturan sinyal tersendiri, berikut lajur menunggu
maupun keluar untuk meninggalkan persimpangan.
Metode
Sidra
Sidra Intersection
(sebelumnya disebut Sidra dan aaSIDRA) adalah paket perangkat lunak yang
digunakan untuk persimpangan (junction) kapasitas, tingkat layanan dan analisis
kinerja oleh lalu lintas desain, operasi dan profesional perencanaan. Pertama
kali dirilis pada tahun 1984, telah dalam pembangunan berkelanjutan dalam
menanggapi umpan balik pengguna. Sebuah versi dengan kemampuan jaringan
pemodelan saat ini sedang dalam pembangunan.
Sidra Persimpangan
merupakan alat evaluasi lalu lintas mikro-analitis yang menggunakan
jalur-by-jalur dan model kendaraan berkendara siklus. Hal ini dapat digunakan
untuk membandingkan pengobatan alternatif yang melibatkan persimpangan
bersinyal, bundaran (tanpa lampu), bundaran dengan sinyal metering, dua arah
berhenti dan memberikan arah (yield) Kontrol tanda, semua arah (4-way dan
3-way) menghentikan kontrol tanda, penggabungan, single-titik susun perkotaan,
segmen jalan bebas hambatan dasar dan bersinyal dan penyeberangan tengah-tengah
blok tanpa lampu lalu lintas untuk pejalan kaki
Di Australia dan Selandia
Baru, Sidra temu didukung oleh Austroads. Di Amerika Serikat, Sidra temu diakui
oleh US Manual Kapasitas Jalan TRB / FHWA 2010 Panduan Roundabout (NCHRP
Laporkan 672) dan berbagai panduan bundaran lokal.
NAMA :
LA INYO
NPM : 17 630 007
KECEPATANKEPADATAN ARUS LALU LINTAS
Jalan raya merupakan
sarana atau tempat untuk dilalui kendaraan baik itu kendaraan bermotor ataupun
sejenisnya yang melalui suatu jalan tersebut sehingga jalan raya merupakan
sarana yang sangat penting yang berpengaruh dalam segala aspek kehidupan. Dari
segi manapun jalan raya merupakan penggerak suatu ekonomi dan kemajuan dari
suatu Negara. Ada tiga komponen terjadinya lalu lintas yaitu manusia sebagai
pengguna, kendaraan dan jalan yang saling
berinteraksi dalam pergerakan kendaraan yang memenuhi persyaratan kelaikan
dikemudikan oleh pengemudi mengikuti aturan lalu lintas yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundangan yang menyangkut lalu lintas dan angkutan
jalan melalui jalan yang memenuhi persyaratan geometrik.
Seringkalinya kita
melihat permasalahan lalulintas yang ada disekitar kita mungkin jalan banyak
yang berlubang, arus kendaraan yang terlalu banyak sehingga terjadi macet atau
tidak adanya alat lalulintas yang memadai. Permasalahan yang sering terjadi di
sekitar kita mungkin salah satunya ada yang tadi disebut. Sehingga kita merasa
kurang nyaman memakai atau melalui jalan tersebut.
Untuk mengatasi kemacetan
dan kesembrautan lalu-lintas tersebut diperlukan suatu sistem penentuan fase
dan pengaturan lalu-lintas yang baik dan sangat berpengaruh pada kelancaran,
kenyamanan, dan keselamatan bagi kendaraan yang melewati jalan tersebut. Sistem
penentuan fase dan pengaturan lalu-lintas biasanya lebih ditekankan pada
lokasi-lokasi dimana terjadi pertemuan-pertemuan jalan atau persimpangan jalan.
Karena pada pertemuan dua jalan atau lebih ini mengakibatkan adanya titik
konflik yang akhirnya terjadi kemacetan lalu-lintas.
Parameter Arus Lalu Lintas
Parameter lalu lintas
adalah suatu ukuran yang digunakan untuk menjadi tolak ukur dari kegiatan lalu
lintas dalam sistem transportasi.
Parameter arus lalu
lintas dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu:
1. Parameter
makroskopis, yang mencirikan arus
lalu lintas sebagai suatu kesatuan ( system ), sehingga diperoleh gambaran
operasional system secara keseluruhan.
Contoh : tingkat arus ( flow rates ), kecepatan rata-rata ( averange speeds ), tingkat kepadatan ( desity rates ).
Contoh : tingkat arus ( flow rates ), kecepatan rata-rata ( averange speeds ), tingkat kepadatan ( desity rates ).
2. Parameter
mikroskopis, yang mencirikan
perilaku setiap kendaraan dalam arus lalu lintas yang saling
mempengaruhi.
Contoh : waktu antara ( team headway ), kecepatan masing-masing
( individual speed ), jarak antara ( space headway ).
Secara makroskopis, arus
lalu lintas dibagi menjadi empat
macam :
1. Arus
2. Volume
3. Kecepatan
4. Kerapatan
Arus
Arus adalah jumlah
kendaraan yang melintas suatu titik pada suatu ruas jalan dalam waktu tertentu
dengan membedakan arah dan lajur. Satuan arus adalah kendaraan/waktu atau
smp/waktu
Arus lalu lintas
terbentuk dari pergerakan individu pengendara dan kenderaan yang melakukan
interaksi antara yang satu dengan yang lainnya pada suatu ruas jalan dan
lingkungannya. Karena kemampuan idividu pengemudi mempunyai sifat yang berbeda
maka perilaku kenderaan arus lalu lintas tidak dapat diseragamkan lebih lanjut,
arus lalu lintas akan mengalami perbedaan karakteristik akibat dari perilaku
pengemudi atau kebiasaan pengemudi. Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan
karakteristiknya akan bervariasi baik berdasar lokasi maupun waktunya, oleh
karena itu perilaku pengemudi akan berpengaruh terhadap perilaku arus lalu
lintas. dalam menggambarkan arus lalu lintas secara kuantitatif dalam rangka
untuk mengerti tentang keragaman karakteristiknya dan rentang kondisi
perilakunya, maka perlu suatu parameter. Parameter tersebut harus dapat
didefenisikan dan diukur oleh insinyur lalu lintas dalam menganalisis,
mengevaluasi, dan melakukan perbaikan fasilitas lalu lintas berdasarkan
parameter dan pengetahuan pelakunya.
Arus
menpunyai satuan kendaran dibagi waktu atau smp dibagi oleh waktu. Terkadang
kita sulit membedakan antara arus dan volume, berikut adalah perbedaannya:
Arus
(flow) :
· Membedakan
lajur
· Diukur
pada waktu yang pendek
· Membedakan
arah
Volume
:
· Tidak
membedakan lajur
· Diukur
pada waktu yang panjang (lama)
· Tidak
membedakan arah
2.1.1.1.Elemen Arus Lalu Lintas
ü Karatkeristik
pemakai jalan
o Penglihatan
o Waktu
persepsi dan reaksi
o Karakteristik
lainnya
ü Kendaraan
o Kendaraan
rencana
o Kinerja
percepatan kendaraan
o Kemampuan
mengerem kendaraan
o Persamaan
jarak mengerem dan reaksi
ü Jalan
o Klasifikasi
jalan menurut fungsi
o Ciri
geometrik jalan
2.1.1.2.Karakteristik
Arus Lalu Lintas
ü Variasi arus
dalam waktu
o Variasi
arus lalu lintas bulanan
o Variasi
arus lalu lintas harian
o Variasi
arus lalu lintas jam-jaman
o Variasi
arus lalu lintas kurang dari satu jam
o Volume
jam perancangan
o Volume
perancangan menurut arah
ü Variasi arus
dalam ruang
ü Variasi arus
terhadap jenis kendaraan
2.1.1.3.Arus Berdasarkan
Jenis Fasilitas Jalan
Arus berdasarkan jenis
fasilitas jalan dibedakan menjadi 2, yaitu:
ü Arus tak
terganggu ( Uninterupted
Flow )
Arus lalu lintas dihasilkan oleh interaksi
antar kendaraan dengan karakteristik system geometric jalan raya, pola arus
lalu lintas hanya dikontrol oleh karakteristik tata guna lahan yang
membangkitkan perjalanan. Tidak ada factor eksternal yang secara periodic
menghentikan sementara arus lalau lintas tersebut.
v Jalan
bebas hambatan (jalan tol)
v LRT
di link
ü Arus
terganggu ( Interupted
Flow )
Arus lalu lintas tidak hanya dihasilkan oleh
interaksi antar kendaraan tetapi juga factor eksternal yang secara periodic
menghentikan sementara arus lalau lintas. Contohnya kendaraan diberhentikan
secara periodic disimpang yang diatur oleh lampu lalulitas.
v Persimpangan
bersinyal
v Persimpangan
tak bersinyal
v Bundaran
v LRT di
stasiun
Volume
Volume adalah jumlah
kendaraan yang melewati suatu titik atau pada suatu ruas jalan
dalam waktu yang lama (minimal 24 jam) tanpa membedakan
arah dan lajur.segmen jalan selama selang waktu tertentu yang dapat
diekspresikan dalam tahunan, harian (LHR), jam-an atau sub jam.
Volume lalu-lintas yang diekspresikan dibawah satu jam (sub jam) seperti, 15
menitan dikenal dengan istilah rate of flow atau nilai arus.
Untuk mendapatkan nilai arus suatu segmen jalan yang terdiri dari banyak tipe
kendaraan maka semua tipe-tipe kendaraan tersebut harus dikonversi ke dalam
satuan mobil penumpang (smp). Konversi kendaraan ke dalam satuan smp diperlukan
angka faktor ekivalen untuk berbagai jenis kendaraan. Faktor ekivalen mobil
penumpang
Tipe jalan tak terbagi
|
Arus lalu lintas
|
Emp
|
|||
total dua arah
|
HV
|
MC
|
|||
(kendaraan/jam)
|
Lebar jalur lalu-lintas
|
||||
< 6m
|
> 6m
|
||||
Dua lajur tak-terbagi
|
0
|
1.3
|
0.5
|
0.4
|
|
(2/2 UD)
|
≥ 1800
|
1.2
|
0.35
|
0.25
|
|
Empat lajur tak-terbagi
|
0
|
1.3
|
0.4
|
||
(4/2 UD)
|
≥ 3700
|
1.2
|
0.25
|
||
(emp) ditabulasi pada
Tabel 1.
Namun demikian pengamatan
lalu lintas ini diharapkan selama 24 jam perhari yang biasanya untuk mengetahui
terjadinya volume jam puncak (VJP) sepanjang jam kerja baik itu pagi, siang
maupun sore. Biasanya volume jam puncak diukur untuk masing – masing arah secara
terpisah. VJP digunakan sebagai dasar untuk perancangan jalan raya dan berbagai
macam analisis operasional. Jalan raya harus dirancang sedemikian rua sehingga
mampu melayani pada saat lalu lintas konsisi VJP. Untuk analisis operasional,
apakah itu terkait dengan pengendalian, keselamatan, kapasitas, maka jalan raya
harus mampu mengakomodasi kondisi ketika VJP. Di dalam perancangan VJP kadang –
kadang diestimasi dari proyeksi LHR sebagaimana ditunjukkan pada rumus :
VJRD = LHR x K x D
Dengan,
VJRD = Volume
rancangan berdasarkan arah (smp/hari)
LHR =
lalu lintas harian rata – rata (smp/hari)
K =
proporsi lalu lintas harian yang terjadi selama jam puncak
D =
proporsi lalu lintas jam puncak dalam suatu arah tertentu
Menurut McShane dan Roess
(1990), dalam kegunaan untuk perancangan nilai K sering dinyatakan dalam bentuk
proporsi LHR pada jam puncak tertinggi yang ke 30 selama satu tahun. Volume jam
puncak tertinggi yang ke 30 sering digunakan untuk perancangan dan analisis
pada jalan raya luar kota, namun demikian untuk jalan perkotaan digunakan
volume jam puncak tertinggi yang ke 50. Faktor D lebih bervariasi di mana
pembangkit lalu lintas utama pada suatu kawasan untuk kawasan perkotaan
misalnya nilai D berkisar antara 0,5 sampai 0,6.
Koefisien pengali dari 15
menit ke 1 jam : PHF
Koefisien pengali dari 1
jam ke 1
hari :
faktor k
Perbedaan arus dan volume
dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:
Lajur
|
Waktu
|
Arah
|
|
Arus
|
Membedakan
|
Singkat
|
Membedakan
|
Volume
|
Tidak Membedakan
|
Lama
|
Tidak Membedakan
|
Tabel
1.1
v Macam-macam
Volume Lalu Lintas
· .Volume
harian (Daily volumes)
· Volume
perjam (DDHV)
· .
Volume per sub jam
1. Volume
harian
Di dalam pengukuran
volume harian dibedakan menjadi:
Ø Average
Annual Daily Traffic (AADT)
Ø Average
Annual Weekday Traffic (AAWT)
Ø Average
Daily Traffic (ADT)
Ø Average
Weekday Traffic (AWT)
2. Volume
perjam
Dapat dirumuskan sebagai
berikut :
DDHV = AADT x K x D
Dimana:
AADT :
Average Annual Daily Traffic
K : proporsi dari lalu lintas harian yang
terjadi selama jam puncak
D :
proporsi dari lalu lintas tiap jurusan pada jam puncak.
3. Volume
per sub jam
Kecepatan
Kecepatan laju
dari suatu pergerakan kendaraan dihitung dalam jarak persatuan waktu.
dirumuskan, V
=
dimana,
V :
kecepatan (km/jam)
d :
jarak (km)
t :
waktu (jam)
Dalam suatu aliran lalu lintas
yang bergerak setiap kendaraan mempunyai kecepatan yang berbeda sehingga aliran
lalu lintas tidak mempunyai sifat kecepatan yag tunggal akan tetapi dalam
bentuk distribusi kecepatan kendaraan individual. Dari distribusi kecepatan
kendaraan secara diskrit, suatu nilai rata – rata atau tipikal digunakan untuk
mengidentifikasikan aliran lalu lintas secara menyeluruh.
Ada dua jenis analisis
kecepatan yang dipakai pada studi kecepatan arus lalu-lintas yaitu :
a. Time
mean speed (TMS), yaitu rata-rata kecepatan dari seluruh kendaraan
yang melewati suatu titik pada jalan selama periode waktu tertentu.
b. Space
mean speed (SMS), yaitu rata-rata kecepatan kendaraan yang menempati
suatu segmen atau bagian jalan pada interval waktu tertentu.
Terdapat 3 jenis
klasifikasi utama kecepatan yang digunakan yaitu :
a. Kecepatan
setempat (Spot Speed), yaitu kecepatan kendaraan pada suatu saat diukur
dari suatu tempat yang ditentukan.
b. Kecepatan
bergerak (Running Speed), yaitu kecepatan kendaraan rata-rata pada suatu
jalur pada saat kendaraan bergerak (tidak termasuk waktu berhenti ) yang
didapatkan dengan membagi panjang jalur yang ditempuh dengan waktu kendaraan
bergerak menempuh jalur tersebut.
c. Kecepatan
perjalanan (Jeourney Speed), yaitu kecepatan efektif kendaraan yang sedang
dalam perjalanan antara dua tempat, yang merupakan jarak antara dua tempat
dibagi dengan lama waktu bagi kendaraan untuk menyelesaikan perjalanan antara
dua tempat tersebut, dengan lama waktu ini mencakup setiap waktu berhenti yang
ditimbulkan oleh hambatan lalu lintas.
Perbedaan
analisis dari kedua jenis kecepatan di atas adalah bahwa TMS adalah pengukuran
titik, sementara SMS pengukuran berkenaan dengan panjang jalan atau lajur.
Kerapatan
Kerapatan adalah jumlah
kendaraan yang menempati suatu panjang jalan atau lajur dalam kendaraan per km
atau kendaraan per km per lajur. Nilai kerapatan dihitung berdasarkan nilai
kecepatan dan arus, karena sulit diukur dilapangan.
dirumuskan, D
=
dimana,
q :
arus (smp/jam)
Vsms :
space mean speed (km/jam)
Ketiga unsur
karakteristik dasar lalu lintas merupakan unsur pembentuk aliran lalu lintas
yang akan mendapatkan pola hubungan :
1. Kecepatan
dengan Kerapatan
2. Arus
dengan Kecepatan
3. Arus
dengan Kerapatan
Kepadatan lalu lintas
adalah mungkin yang terpenting diantara ketiga parameter aliran lalu lintas
tersebut, karena terkait dengan permintaan lalu lintas yang dibangkitkan dari
berbagai tata guna lahan, bangkitan sejumlah kendaraan yang terdapat pada suatu
segmen tertentu dari jalan raya. Kepadatan juga merupakan ukuran yang penting
untuk mengetahui kualitas arus lalu lintas, dimana hal tersebut
mengukurprkiraan kendaraan, factor – factor yang mempengaruhi kebebasan
maneuver dan kenyamanan psikologis dari pengendara.
Adapun hubungan antara
tiga variable yang sudah dibahas seperti pada gambar dibawah ini.
Dari
kurva terlihat bahwa hubungan mendasar antara volume dan kecepatannya adalah:
dengan bertambahnya volume lalu lintas maka kecepatan rata-rata ruangannya
tercapai. Setelah tercapai volume
maksimum maka kecepatan rata-rata ruang dan volume akan berkurang. Jadi kurva
ini menggambarkan dua kondisi yang berbeda dimana lengan atas untuk kondisi
stabil sedangkan lengan bawah menunjukan kondisi arus padat.
Hubungan
antara volume dan kerapatan memperlihatkan bahwa kerapatan akan bertambah
apabila volumenya juga bertambah. Volume maksumum terjadi pada saat kerapatan
mencapai titik Dm (kapasitas jalur jalan sudah tercapai). Setelah mencapai
titik ini volume akan menurun walaupun kerapatan bertambah sampai terjadi
kemacetan di titi Dj.
·
Kapasitas dan Tingkat Pelayanan
Kapasitas
Jalan
Pengertian Kapasitas
Jalan :
v Menurut Highway
Capacity Manual (HCM) 1965
“Capacity is the maximum number of vehicles
that can pass in a given period time.”
v Menurut
Clark H. Oglesby (1990)
Kapasitas
suatu ruas jalan adalah jumlah
kendaraan maksimum yang memiliki kemungkinan yang cukup untuk
melewati ruas jalan tersebut (dalam satu atau pun kedua arah) dalam periode
waktu tertentu.
1. Menurut
MKJI (1997)
Kapasitas adalah jumlah
maksimum kendaraan atau orang yang dapat melintasi suatu titik pada lajur jalan
pada periode waktu tertentu dalam kondisi jalan tertentu atau
merupakan arus maksimum yang dapat dilewatkan pada suatu ruas jalan.
Macam-macam Kapasitas
Jalan
a) Kapasitas
Dasar (Basic capacity)
Kapasitas dasar adalah
jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintas suatu penampang jalan
tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalulintas yang ideal.
Digunakan sebagai dasar
perhitungan untuk kapasitas rencana. Kapasitas dasar merupakan
kapasitas terbesar dibangun pada kondisi arus yang ideal.
Arus dikatakan pada kondisi yang ideal jika
kondisi jalan:
1. Uninterupted
flow
2. Kendaraan
yang lewat sejenis (kendaraan penumpang)
3. Lebar
lajur minimum :3,50 m
4. Kebebasan
samping : 1.80 m
5. Mempunyai
desain alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal yang bagus (datar, v=120
km/jam)
6. Untuk
lalu lintas 2 arah 2 lajur dimungkinkan gerakan menyiap dengan jarak pandang
500 m.
b) Kapasitas
Rencana (Design Capacity)
Kapasitas rencana adalah
jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintas suatu penampang jalan
tertentu selama satu jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang sedang berlaku
tanpa mengakibatkan kemacetan, kelambatan dan bahaya yang masih dalam
batas-batas yang diinginkan.
c) Kapasitas
yang Mungkin (Possible Capacity)
Kapasitas yang mungkin
adalah jumlah kendaraan atau orang maksimum yang dapat melintasi suatu
penampang jalan tertentu selama 1 jam pada kondisi jalan dan lalu lintas yang
sedang berlaku (pada saat itu).
Kapasitas
yang mungkin nilainya lebih kecil daripada kapasitas rencana.
Perhitungan
Kapasitas Ruas Jalan
Kapasitas ruas jalan
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Ada
atau tidaknya pembatas jalan (median)
© Jika
terdapat median maka kapasitas dihitung terpisah untuk setiap arah.
© Jika tanpa
pembatas jalan maka kapasitas dihitung untuk kedua arah.
b. Lokasi
ruas jalan
© Urban
(perkotaan) memperhitungkan FCcs yaitu faktor koreksi akibat ukuran
kota (jumlah penduduk).
© Interurban
(rural) tidak memperhitungkan FCcs.
Persamaan umum untuk
menghitung kapasitas jalan menurut Metode IHCM’97 adalah sebagai berikut
:
-. Kapasitas
jalan untuk daerah perkotaan adalah
C = Co x FCw x FCsp x
FCsf x FCcs (smp/jam)
Dimana,
C :
kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co :
kapasitas dasar (smp/jam)
FCCw : faktor
koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCsp :
faktor koreksi kapsitas akibat pembagian arah (tidak berlaku bagi jalan satu arah)
FCsf :
faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping.
FCcs :
faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
-. Kapasitas ruas
jalan untuk daerah interurban (rural) dirumuskan :
C = Co x FCw x FCsp x
FCsf (smp/jam)
Kapasitas sistem jaringan
jalan perkotaan tidak saja dipengaruhi oleh kapasitas ruas jalannya teteapi
juga oleh kapasitas setiap persimpanganya (baik yang diatur oleh lampu lalu
lintas maupun tidak ). Bagaimanapun baiknya kinerja ruas jalan dari suatu sistem
jaringan jalan, jika kinerja persimpangannya sangat rendah maka kinerja seluruh
sistem jaringan jalan tersebut akan menjadi
rendah pula (Ofzar Z. Tamin, 2000).
Kapasitas lengan
persimpangan lalu lintas dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
1. Nilai
arus jenuh.
2. Waktu
hijau efektif
3. Waktu
siklus.
Faktor
yang Mempengaruhi Kapasitas Ruas Jalan
-. Kondisi lalu lnitas
-. Kondisi jalan
-. Kondisi fasilitas
jalan.
Tingkat
Pelayanan
Tingkat pelayanan atau
“Level of Seervice” adalah tingkat pelayanan dari suatu jalan yang
menggambarkan kualitas suatu jalan dan merupakan batas kondisi pengoperasian.
Tingkat pelayanan suatu
jalan merupakan ukuran kualitatif yang digunakan United States Highway Capacity
Manual (USHCM 1985) yang menggambarkan kondisi operasional lalu lintas dan
penilaian oleh pemakai jalan.
Ø Ukuran Tingkat Pelayanan
Tingkat pelayanan suatu
jalan menunjukan kualitas jalan diukur dari beberapa faktor, yaitu:
1. Kecepatan
dan waktu tempuh
2. Kerapatan
(density)
3. Tundaan
(delay)
4. Arus
lalu lintas dan arus jenuh (saturation flow)
5. Derajat
kejenuhan (degree of saturation)
Ø Klasifikasi
Tingkat Pelayanan
1. Tingkat
pelayanan tergantung arus.
© Tingkat
pelayanan A (arus bebas)
© Tingkat
pelayanan B (arus stabil, untuk merancang jalan antar kota)
© Tingkat
pelayanan C (arus stabil, untuk merancang jalan perkotaan)
© Tingkat
pelayanan D (arus mulai tidak stabil)
© Tingkat
pelayanan E (Arus tidak stabil)
© Tingkat
pelayanan F (arus terpaksa)
V/C RASIO
|
Tingkat Pelayanan
|
Keterangan
|
Jalan
|
||
< 0.60
|
A
|
Arus lancar, volume rendah, kecepatan
|
Tinggi
|
||
0.60 - 0.70
|
B
|
Arus stabil, kecepatan terbatas, volume
|
sesuai untuk jalan luar kota
|
||
0.70 - 0.80
|
C
|
Arus stabil, kecepatan dipengaruhi oleh
|
lalu lintas, volume sesuai untuk jalan kota
|
||
0.80 - 0.90
|
D
|
mendekati arus tidak stabil, kecepatan
|
Rendah
|
||
0.90 - 1.00
|
E
|
Arus tidak stabil, kecepatan rendah,
|
volume padat atau mendekati kapasitas
|
||
> 1.00
|
F
|
Arus yang terhambat, kecepatan rendah,
|
volume diatas kapasitas, banyak berhenti
|
2. Tingkat
pelayanan tergantung fasilitas.
2.2.4. Derajat
Kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah
perbandingan antara arus total sesungguhnya (Qtot) dengan kapasitas
sesungguhnya (C). Nilai derajat kejenuhan suatu ruas jalan bervariasi dari 0-1.
Derajat kejenuhan
merupakan pencerminan kenyamanan pengemudi dalam mengemudikan kendaraannya.
Secara kualitatif dapat dikatakan bahwa kenyamanan pengemudi meningkat dengan
menurunya rasio volume (V) lalu lintas terhadap kapasitas (C) pada
jalur yang dilalui.
Ada 3 kondisi v/c yaitu,
1. V/C
< 1, maka volume lalu lintas masih di bawah kapasitasnya.
2. V/C
= 1, maka vloume lalu lintas sama dengan kapasitasnya.
3. V/C
> 1, maka volume lalu lintas telah melebihi kapasitasnya.
Metode
Analisis Simpang Bersinyal
Simpang adalah suatu area
kritis pada suatu jalan raya yang merupakan titik konflik dan tempat kemacetan
karena bertemunya dua ruas jalan atau lebih (Pignataro, 1973). Karena merupakan
tempat terjadinya konflik dan kemacetan maka hampir semua simpang terutama di
perkotaan membutuhkan pengaturan. Untuk menganalisis simpang bersinyal ada
beberapa cara yaitu salah satunya metode akcelik dan SIDRA
Metode
akcelik
Metode hasil pengembangan
lebih lanjut dari Rahmi Akcelik, sebenarnya didasarkan pada kerangka dasar
desain terdahulu (Miller 1968b; Webster and Cobbe 1966). Akcelik mengubah
teknik tradisional yang didasarkan atas metode phase-related kepada
pendekatan movement-related. Salah satu aspek penting di sini,
adalah penggunaan konsep movement lost time, sebagai
pengganti phase lost time. Juga penerapan waktu hilang
persimpangan (intersection lost time), yang didefinisikan sebagai jumlah
waktu hilang pergerakan kritis, mengganti konsep jumlah waktu hilang seluruh
fase. Pendekatan baru ini membuat pengertian lebih jelas atas hubungan
pergerakan dan karakteristik fase sinyal serta memungkinkan penanganan terhadap
sistem sinyal yang kompleks dengan multi-fase.
Menurut Akcelik, setiap
antrian yang terpisah (separate queue) yang sedang menuju persimpangan,
lalu diklasifikasi berdasarkan arah, penggunaan lajur dan penyediaan hak
berjalan melintasi persimpangan, dikategorikan sebagai suatu pergerakan (movement).
Dan pengalokasian hak berjalan bagi pergerakan individual ditentukan
berdasarkan pengaturan fase sinyal. Pergerakan dari masing-masing pendekat
didasarkan atas hak berjalan tersendiri (pengaturan fase) dan alokasi lajur
dengan karakteristik penggunaannya. Ini berarti bahwa setiap pergerakan
memiliki karakteristik pengaturan sinyal tersendiri, berikut lajur menunggu
maupun keluar untuk meninggalkan persimpangan.
Metode
Sidra
Sidra Intersection
(sebelumnya disebut Sidra dan aaSIDRA) adalah paket perangkat lunak yang
digunakan untuk persimpangan (junction) kapasitas, tingkat layanan dan analisis
kinerja oleh lalu lintas desain, operasi dan profesional perencanaan. Pertama
kali dirilis pada tahun 1984, telah dalam pembangunan berkelanjutan dalam
menanggapi umpan balik pengguna. Sebuah versi dengan kemampuan jaringan
pemodelan saat ini sedang dalam pembangunan.
Sidra Persimpangan
merupakan alat evaluasi lalu lintas mikro-analitis yang menggunakan
jalur-by-jalur dan model kendaraan berkendara siklus. Hal ini dapat digunakan
untuk membandingkan pengobatan alternatif yang melibatkan persimpangan
bersinyal, bundaran (tanpa lampu), bundaran dengan sinyal metering, dua arah
berhenti dan memberikan arah (yield) Kontrol tanda, semua arah (4-way dan
3-way) menghentikan kontrol tanda, penggabungan, single-titik susun perkotaan,
segmen jalan bebas hambatan dasar dan bersinyal dan penyeberangan tengah-tengah
blok tanpa lampu lalu lintas untuk pejalan kaki
Di Australia dan Selandia
Baru, Sidra temu didukung oleh Austroads. Di Amerika Serikat, Sidra temu diakui
oleh US Manual Kapasitas Jalan TRB / FHWA 2010 Panduan Roundabout (NCHRP
Laporkan 672) dan berbagai panduan bundaran lokal.
Komentar
Posting Komentar